0

sesuatu yang mengusik

Posted by laras dini on 04.56 in , , ,
Okay, saya tidak akan bercerita mengenai hal-hal bodoh yang terjadi selama pekan ujian ini, karena saya sudah mendeclare tempatnya bukan disini. Jadi, yang berharap menemukan kedudulan di dalam postingan ini, maaf mengecewakan. coba tengok account saya disini.

Saya ingin bercerita tentang sesuatu yang sebenarnya sudah lama bercokol di otak. Tapi karena beberapa menit yang lalu, saya membaca sesuatu tentang aki johan disini, katakanlah, rasa gregetan, gemas, itu semakin besar.

Di kampus saya tercinta, sebuah fakultas yang cukup terkemuka di universitas negeri yang juga cukup dikenal di Yogyakarta (entah, ini namanya narsis atau apa, hehehe), persis di jalan menuju parkiran mahasiswa, di tempat yang kini disebut learning park, sering sekali muncul dua-tiga orang ibu-ibu peminta-minta.

Sungguh, awal-awal saya berpikir hal itu wajar, dimana-mana ada. Jadi kalaupun berniat memberi, saya hanya memberi ala kadarnya, seketemunya nyari di kantong, saku, atau dompet. period.

Tetapi, sesuatu kemudian 'menggangu'. Sejauh batas ingatan, sejak saya pertama kali menjalani masa inisiasi di kampus ini, mereka sudah ada. Hingga kini, setelah dua tahun berjalan, merekaa tetap ada. DUA TAHUN. Mereka masih sama, masih dengan pakaian yang sama, sekitar dua-tiga macam (cuma merhatiin dari motif aja sih), masih dengan topi yang sama, masih dengan gelas yang dipergunakan untuk mengumpulkan uang yang tidak jauh berbeda.

Ini yang mengganggu : dua tahun, dan tidak ada perkembangan yang berartikah?
dan apa kontribusiku, sebagai 'tetangga' atas nasib mereka. (hampir) TIDAK ADA. Miris.

Aha... aku punya rencana, doakan ya.. semoga ini bisa setidaknya memberikan sedikit manfaat. Amin. Hehehe.



Ada lagi... kisah lain yang 'ngubek ngubek' perasaan. Waktu liburan kemarin, di rumah sempat
nonton acara 'bedah rumah'. Pas guest hostnya Cici Tegal. Calon 'korban' nya itu nenek-nenek, usia 70an. Beliau bekerja sebagai pemulung sampah plastik di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Terus kan dikasih lihat pekerjaan si nenek sehari-hari. Ya ampun, mungutin sampah di tempat yang kebayang baunya kayak apa, terus ngurain sampah plastik yang ditemuin, dirapiin, dilipat dan dilicinkan. Otomatis kan harus berkotor-kotor total.

Yang bikin miris, waktu ditimbang. Dengan hasil yang sampai 30 kilo, si nenek cuma dapet sekitar LIMA RIBU RUPIAH. Masya Allah... lima ribu, di jaman sekarang, nasi ayam cuma dapet sebungkus. Itu jatah untuk sekali makan (mungkin emang saya yang boros juga kali ya? hiks...) Saya jadi mikir, saya sekali makan sama dengan hasil kerja nenek dari jam 7-3 sore. Sampai sekarang, suka miris. Gara-gara itu, sempet dua hari jadi ngga nafsu makan. Hehehe. Konyol memang, umur udah tua, tapi cara berekspresinya masih kayak anak kecil.

Hikmahnya, saya insya Allah jadi bisa lebih menghargai setiap rupiah yang ada (bukan, bukan berarti jadi pelit bin irit nan medit). Saya jadi pengen cepat-cepat mandiri, bisa punya uang sendiri. Bukan apa-apa, hanya untuk pelajaran bagi diri sendiri. Kalau usaha sendiri, lebih kerasa kan susahnya. Saya hanya ingin tahu rasanya 'memperoleh', bukan hanya meminta dan 'membelanjakan'. Bukan, bukan karena ingin belanja ini itu. Bukan karena itu.

Sejujurnya, saya malu. Malu karena jadi anak muda yang masih 'nyampah'. Malu sama nenek (maaf nek, saya masih sulit mengingat namamu hingga kini) yang masih berjuang mengalahkan jam kerja orang-orang kantoran. Malu sama mereka, yang masih bergaulat dengan kehidupan yang keras, dan masih bisa bersyukur. Ya, mereka selalu bersyukur. Jangan kasihani mereka, karena mereka tidak merasa perlu dikasihani.

Teladani mereka,
semangat,
kemauan untuk bekerja keras,
kegigihan untuk hidup dan menghidupi,

Aku selalu kagum, pada wanita-wanita ini
wanita wanita yang tanpa berteriak tentang emansipasi
mereka berperan untuk memberikan kehidupan
mereka mandiri
mereka menentukan jalan sendiri
mereka berani
mereka punya visi, meskipun mereka mungkin tidak tahu apa definisi visi

dan, mereka... memberi inspirasi
dalam diam
dalam gerak
dalam naluri alami kehidupan

mungkin...
merekalah kartini-kartini masa kini?

melihat mereka, betapa kita mestinya bersyukur, lebih banyak lagi...

|

0 Comments

Posting Komentar

the fellas...

Copyright © 2009 me talk! All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.