tag:blogger.com,1999:blog-10482122396954184122024-03-13T10:36:34.710-07:00me talk!enjoy your time by sparing and sharing with me... (^^)Vlaras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-64942302435091380912009-05-30T09:09:00.000-07:002009-05-30T09:25:37.645-07:00pesan untuk calon pekerja di dunia iklanMerefer ke situs ini <a href="http://www.kidia.org/news/tahun/2009/bulan/05/tanggal/29/id/100/" onmousedown="'return" target="_blank" rel="nofollow"><span>http://www.kidia.org/news/</span><wbr><span>tahun/2009/bulan/05/tangga</span><wbr>l/29/id/100/</a><br /><br />Hmm, kita semua tahu, sekarang iklan itu udah menjamur seperti di musim hujan. Setel tv satu jam aja, udah berapa iklan yang masuk ke rekaman memori kita. Dan gaya iklannya pun macem-macem. Dari yang nyambung sama produknya, sampe yang mesti mikir lebih dari dua kali buat paham arti iklannya. Sayangnya, satu kualitas yang susah dicari dari iklan-iklan sekarang, yaitu <b> kejujuran </b><br /><br />sebagai contoh, iklan sebuah produk mie instan, yang dibintangi seorang artis multitalenta (?) dan seorang anak. Di iklan itu, produk mie instan dimetaforakan berlebihan, mengandung nutrisi tinggi setara dengan gabungan telur, susu, dan sayuran. Padahal, komposisinya tidak seWAH yang digambarkan. Oke, mungkin ada anggapan "salah sendiri siapa suruh ngebayanginnya ketinggian", tapi... tidakkah itu dilakukan dengan sengaja? Tindakan untuk membiaskan bayangan mengenai komposisi nutrisi di dalam produk, menggunakan trik psikologis untuk mempengaruhi konsumen.<br /><br />Jika calon konsumennya itu usia dewasa (yaa, katakanlah 19 taun keatas, biar saya termasuk. hehehe), mungkin tidak terlalu jadi masalah, karena kita udah bisa mikir (semoga) apakah yang diiklankan itu benar. Tapi bagaimana kalau targetnya anak-anak? Mereka yang akan cenderung lebih mudah mengIYAkan dan mematuhi yang di iklan. Dan parahnya lagi, ini kadang-kadang sengaja dimanfaatkan oleh produsen iklan. Hehe, di kampus saya, di salah satu mata kuliah sempat diajarkan juga trik-trik marketing dan iklan seperti ini (hayo ngaku, iya kan? =p)<br /><br />coba simak penuturan anak kecil ini, <i>"Bunda!," </i>katanya dengan heboh, <i>"Sekarang sudah ada mie instan yang bergizi! Ada kandungan telur, susu, dan sayur"</i>. Wah, saya kalo jadi ibunya udah cengir-cengir speechless. Hehehe..<br /><br />Intinya teman-temanku, saya yakin, kita semua orang-orang pintar yang bisa membuat iklan yang hebat-hebat. Tapi, tolonglah.. jangan lupakan satu hal, buatlah iklan yang mencerdaskan juga. Oke? ;)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SiFcuecxi9I/AAAAAAAAAIA/IC-GieZCqa8/s1600-h/stiker_7x15_horisontal_200pixel.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 93px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SiFcuecxi9I/AAAAAAAAAIA/IC-GieZCqa8/s320/stiker_7x15_horisontal_200pixel.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5341652586555608018" border="0" /></a><br />pesan sponsor : ayo dukung penggunaan media secara sehat!! hehelaras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-60466499946834273452009-05-20T05:25:00.000-07:002009-05-20T05:43:47.564-07:00preventif versus antisipatifKenapa ya?<br /><br />Kita ini cenderung bersifat antisipatif, dan belum preventif. Contoh : dulu, di bem fakultas tempat saya bernaung (halaaaaah), itu bebas dan terbuka banget. Siapa aja boleh masuk dan keluar, sejauh ga nodong senjata tajam dan ga bawa minum-minuman keras. Hehehe.<br /><br />Kemudian, sering ada kejadian aneh-aneh disana. Maksudnya, kejadian HP ilang, charger laptop ilang, sampe uang anak-anak yang disimpen yang ilang. Baru deh, sejak saat itu, semua jadi waspada. Ga lagi berani naro barang-barang sembarangan, mulai berhati-hati sama orang ga dikenal yang bisa masuk ruangan, dan lain-lain.<br /><br />Contoh lain? Hmm.. banyak. Coba perhatikan, dari yang paling kecil dulu deh, dari diri sendiri dulu, sepertinya kita memang terbiasa dengan sistem yang bersifat mengobati, bukan mencegah sakit/kejadian ga enak.<br /><br />Kenapa?<br />Tanya kenapa?<br /><br />Isn't it too late, sometimes?<br />Coz i think so...laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-65542945350308325012009-05-18T09:41:00.000-07:002009-05-18T09:45:52.846-07:00inspirasi dari (penjual) kacang rebus<img src="file:///C:/DOCUME%7E1/ADMINI%7E1/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot-3.png" alt="" />Hmm.. saya menulis ini karena terinspirasi blog seseorang, yang bercerita tentang kacang rebus.. Tadinya udah sempet posting, tapi tiba-tiba koneksi melemah, lupa disave, ilanglah semua *yang kemudian diingatkan sama temen saya, "kenapa ga tulis draft di notepad dulu ras?" (oh iya ya, yeaa.. dudulnya)<br /><br />Jadi, ini tentang sebuah kejadian seminggu belakangan ini.. Waktu itu, habis kuliah SPM kalo ngga salah, trus saya merasa lapar.. *pastinyaaa. hee..* Akhirnya saya memutuskan untuk pulang dan beli makan deket kost. Sambil di motor, saya mikir-mikir, "mau beli makan apa yaa?".. dan pilihan pun jatuh pada capcay rebus! (ga tahu kenapa, saya suka sekali capcay rebus!)<br /><br />Terus, sambil nunggu pesanan dibuat, seperti biasa, mata saya berkeliling... Dari ngeliatin menu, koran yang ada di pojokkan, motor yang lalu lalang, dan... seorang penjual kacang dan jagung rebus keliling. Gerobaknya warna biru, ada stiker-stikernya, dikayuh pake sepeda, bapaknya belum terlalu tua, pake kaos biru yang matching sama gerobaknya, pake topi putih, dan BAPAKNYA TERSENYUM.<br /><br />Oke, emang ga ada yang aneh dari seorang penjual yang tersenyum.. kalo dia lagi di depan pelanggan, tapi ini.. ga ada siapa-siapa, lagi capek dan berkeringat pula ngayuh sepedanya. Uniknya, bapaknya (selanjutnya kita sebut dengan BBB-bapak berbaju biru-biar singkat) itu tambah lebar senyumnya setiap melirik ke satu sudut di gerobak. Pikiran aneh saya bekerja cepat :<br /><br />1. Ada uang seratus ribuan, or lima puluh ribuan, or.. ya, intinya uang deh. Tapi langsung saya ralat, soalnya masak iya sematre itu? hiks.. BBB, maafkan saya yang sudah sempat suudzon meski tiga detik doang. :(<br />2. Ada cermin po disitu? (ini juga ngaco deh kyknya)<br />3. Ada apa yaaaa? (udah ga punya ide lagi, dan takut tambah ngaco nebak-nebak)<br /><br />Penasaran, dan ga bisa nebak-nebak lagi.. saya hampiri aja tuh BBB yang kebetulan berhenti di rumah dekat warung tempat saya beli makan. Pas banget kan? Ada mas-mas yang nyetop n mesen jagung gitu..<br /><br />Nah, pas BBB nyiapin pesanan mas-masnya.. saya nyamperin gerobaknya. Karena ngga enak hati, ikut juga deh mesen kacang rebus sebungkus. Terus sambil nunggu saya dengerin BBB ngobrol sama mas-masnya. Dengerin loh, bukan nguping, soalnya BBB juga ajak obrol saya tapi saya cuma cengar-cengir. Masih asik mengamati gerobak, apa yang aneh...<br /><br />THEN I GOT IT!<br /><br />terus syok..<br />lutut saya lemes..<br />hampir pingsan<br />(oke, saya akui yang ini berlebihan)<br /><br />taukah kalian apa yang saya lihat?<br />hehehe..<br />FOTO KELUARGA..<br />BBB, seseorang yang saya duga istrinya, lagi menggendong seorang bayi perempuan yang saya duga anak mereka, dan dua anak kecil, laki-laki dan perempuan, yang saya jadikan tersangka anak mereka juga.<br /><br />HWAAAAAAAAAA..<br />Saya langsung deg-degan. Ga tau kenapa. Tapi deg-degan. Terus saya tanya BBB : "Hmm.. keluarganya ya pak?" (Iya tau, pertanyaan bodoh. Tapi, habis saya mau tanya apalagi??)<br /><br />BBB : "iya Mba.." (tersipu)<br />Saya : "anak-anaknya lucu2 pak"<br />BBB : "makasih mba. moga gedenya jadi anak soleh/solehah"<br />Saya : "amiin.. iya Pak, smangat ya pak kerjanya buat keluarga" (ini lagi, statement bodoh ala Laras <br /> kalo lagi speechless)<br />BBB : "iya mba, makasih.." (dalam hati mikir kali ya, ni anak keracunan apa tadi pagi pas sarapan)<br />Saya : "huaa.. saya jadi kangen rumah" (lah, kok malah curhat??? Ras... Ras... Wake up!!)<br />BBB : "wah.. mbanya rantau ya.. Kuliah? Semangat juga deh Mba.. moga jadi orang bermanfaat"<br />Saya : "iya pak. amiin. makasih ya pak doanya"<br /><br />Oke, intinya percakapan itu kok malah saya jadi kayak curhat colongan sama BBB. Hmm, tapi lumayan terinspirasi lah hari itu. Betapa KELUARGA ITU PENTING BANGET. BANGET! Bisa jadi inspirasi, jadi semangat, dan jadi sesuatu yang bisa menggariskan senyum. KANGEN RUMAHHHHHH.. isinya, i mean.<br />Hee..<br /><br />Terimakasih BBB, tenang, nama anda saya rahasiakan..^^<br /><br />huaaaaaaah..<br />terharuu *ketularan Inna...*<br /><br />"harta yang paling berharga adalah keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah.. keluarga" (lupa lirik persisnya, theme song keluarga cemara. ada yang tahu? hehehe)<br /><br />ciao!laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-1476499058391046922009-05-09T03:08:00.001-07:002009-05-09T06:32:14.455-07:00me-time, it's soo important, eh? ;)dikutip dari : http://perempuan.kompas.com/read/xml/2009/04/27/13065610/sudahkah.anda.menyisihkan.waktu.untuk.sendiri<br /><br />Mungkin istilah "<em>me-time</em>" sudah bukan lagi hal baru untuk Anda. Bahwa setiap wanita memerlukan waktu untuk dirinya sendiri. Ada beberapa orang yang sering merasa emosi (negatif), murung, dan gampang tersinggung ketika mereka terlalu banyak tekanan. Sehingga, amat penting untuk seseorang mengambil waktu untuk menyendiri dan menikmati waktu untuk bersama dirinya sendiri.<br /><br />Waktu untuk menyendiri bisa berbeda-beda. Ada yang menikmati waktu sendirinya dengan berbelanja pakaian untuk dirinya sendiri. Ada yang menikmati waktu sendirinya dengan menulis buku harian, ada yang dengan berolahraga, atau dengan merawat tubuh di spa. Apa pun kegiatan Anda untuk menyendiri, pastikan itu adalah hal yang membuat Anda senang dan membuat Anda kembali berenergi.<br /><br />Menyendiri tidak berarti bahwa Anda harus menjauhkan diri dari kehidupan sosial. Hal ini dalam artian, Anda sebaiknya bisa menyisihkan waktu, bukan menyisakan waktu untuk menemukan inti diri Anda dari segala rutinitas dan kesibukan. Menghabiskan waktu untuk diri sendiri akan amat bermanfaat bagi kesehatan mental dan kebahagiaan diri. Ini alasannya:<p>1. Penemuan diri. Menghabiskan waktu untuk diri sendiri memberikan Anda kesempatan untuk menemukan hal-hal tentang diri Anda sendiri yang sebelumnya belum Anda ketahui. Selama kita bertumbuh dan menjalani hidup, kita belajar bagaimana mengenali pribadi orang lain, namun jarang untuk berkenalan mendalam dengan diri kita sendiri, kesukaan kita, apa yang tak kita suka, tanpa adanya kehadiran orang lain.<br /><br />2. Rasa berdikari dan meningkatkan kepercayaan diri. Menyendiri dan nyaman untuk menghabiskan waktu sendiri memberikan Anda kemudahan untuk lebih merasa nyaman dengan kemandirian. Melatih diri untuk mengambil keputusan, dan meningkatkan kepercayaan diri, yang kemudian membantu Anda meresapi berbagai aspek dalam hidup, termasuk ketika Anda sedang bersama orang lain.<br /><br />3. Tak perlu berkompromi. Sering, kita harus berkompromi, harus mengikuti apa kemauan orang lain juga ketika sedang bersama orang lain. Kita biasanya harus mengikuti kemauan orang lain, seperti saat memutuskan tempat makan, apa yang akan ditonton, atau baju apa yang akan dibeli. Menghabiskan waktu sendiri memberikan Anda kemampuan untuk memanjakan diri dengan hal-hal yang Anda inginkan dan cintai, tanpa perlu banyak negosiasi.<br /><br />4. Meremajakan jiwa. Melepaskan diri dari orang-orang lain memberikan kesempatan untuk Anda beristirahat dari banyaknya hal-hal yang mesti dikerjakan, dan membuat Anda mampu melakukan apa yang ingin Anda kerjakan. Anda tidak lagi perlu memikirkan kepentingan orang-orang lain.</p><p>5. Perspektif yang lebih segar. Waktu untuk menyendiri memberikan kesempatan untuk membersihkan pikiran dan menyortir pikiran-pikiran Anda, sekaligus memberikan otak Anda untuk memikirkan hal lain. Ini memberikan Anda kemerdekaan untuk berpikir untuk diri sendiri, tidak lagi didikte dan dipengaruhi pendapat orang lain. Anda juga bisa merefleksikan tentang apa yang penting dalam hidup Anda dan apa yang Anda rasakan tentang situasi sehari-hari yang mesti dibereskan.<br /><br />6. Apresiasi lebih tinggi terhadap orang yang Anda cintai. Menyendiri bisa memberikan Anda kesempatan untuk lebih menghargai waktu yang Anda lewati bersama orang lain. Setelah Anda menghabiskan waktu untuk diri sendiri, Anda akan merasakan adanya keseimbangan antara diri sendiri dan orang lain.<br /><br />Bila Anda sulit menemukan waktu untuk menyendiri, cobalah untuk mulai dengan dosis kecil. Bahkan jika itu hanya 5 menit. Dari waktu ke waktu, cobalah untuk menambahkan waktu yang Anda habiskan untuk diri sendiri. Misalnya, dengan pergi belanja pakaian sendiri di sore hari. Atau pergi ke tempat spa sendiri. Atau mungkin dengan melakukan meditasi yoga sendiri. Atau untuk dosis kecilnya,<span style="font-weight: bold;"> percepat menyelesaikan tugas-tugas, pulang, dan menonton DVD sendiri</span>. Cintai diri sendiri dengan mulai menyisihkan waktu untuk Anda sendiri.</p><p>pesan moral dari artikel ini adalah :</p><p><span style="font-weight: bold;">sediakan waktu untuk diri sendiri itu penting. instead, you're going to be burn out.<br /></span></p><p><br /></p><p>huhuhu.. have you?</p><p><br /></p><p>aaah, i'm gonna make some my timeee.. horrayy! :D<br /></p>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-23557475348963414762009-05-08T08:39:00.000-07:002009-05-09T01:39:02.065-07:00trustTRUST = kepercayaan.<br /><br />satu kata yang mahal, menurutku (bukan karena itu nama majalah juga ya, huhuhu). People always tell that trust is so so so expensive, priceless, and what so ever its other names..<br /><br />mungkin mudah diucapkan. "ya, aku percaya..."<br />tapi pernahkah kita mengucapkan itu, padahal kita sendiri ragu. bener ngga ya? iya ngga ya? serius ngga ya?<br /><br />buat yang seakan meminta kepercayaan itu pun, kadang sering menganggap enteng..<br />"percaya deh...", but later, apa? kepercayaan itu cuma jadi pajangan aja, hiasan pada kata yang udah terlanjur dimuntahkan oleh lisan kita yang emang lebih sering ngga terjaganya daripada terjaga. apa itu ya maksudnya lidah tidak bertulang? (hohoho...)<br /><br />trust. dibutuhkan dimanapun. dari lingkup paling kecil, keluarga, pertemanan, organisasi, pekerjaan, hingga ke konteks luas, bermasyarakat. pemimpin ke yang dipimpin dan sebaliknya, dua orang atau lebih yang terlibat perjanjian atau kesepakatan bersama, satu tim yang sedang bekerjasama. semua butuh trust.<br /><br />tapi lagi-lagi, kita-manusia, emang greedy. ngga pernah sadar pentingnya sesuatu sampai kita kehilangan itu.<br /><br />aku, ngga pernah tahu bahwa butuh hitungan menit untuk bikin seseorang ngga percaya lagi sama aku. cukup dengan berkata bohong, ingkar janji, atau berkhianat ke dia. tapi, butuh ribuan menit, bahkan lebih dari itu, untuk buat dia percaya kembali padaku.<br /><br />demikian pula sebaliknya, saat percayaku diusik. awalnya biasa saja, aku pikir itu akan berlalu. namun saat itu bertumpuk dan terakumulasi, yang ada sumpek sendiri. bete. kesel. marah. bosan. kecewa. malas. apalagi? mention them.. huks!<br /><br />dan saat aku sadar, semua sudah terlambat. yap, terlambat. trust sudah digerogoti virus-virus yang membuat dia terkapar dan koma. kolaps!<br /><br />pelajaran berharga untukku, jangan pernah bikin trust sakit lagi, jangan bikin dia kena virus lagi. karena sekali kena, susaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah sembuhnya... baik itu milikku, ataupun oranglain.<br /><br />ya ya ya, trust, cepat sembuh ya! :Dlaras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-59487950573826173542009-05-06T04:10:00.000-07:002009-05-06T04:31:07.955-07:00.end.<span style="font-weight: bold; font-family: arial;font-size:130%;" >in the very end<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-size:180%;">it ends...<br /><br /></span></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SgFz7Nsq9uI/AAAAAAAAAH4/3e0X8VS0hos/s1600-h/the-end.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SgFz7Nsq9uI/AAAAAAAAAH4/3e0X8VS0hos/s320/the-end.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5332670894909880034" border="0" /></a>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-39610689021637809472009-04-05T19:32:00.000-07:002009-05-29T10:46:22.500-07:00can life question you ?hidup... selalu penuh kejutan, misteri keajaiban, hal-hal yang tak terduga lah.<br />kadang naik, kadang turun.. kadang senang, kadang sedih.. kadang mudah, kadang sulit..<br /><br />lalu pernahkah kita bertanya?<br /><br /><span style="font-style: italic;">(kenapa) ini harus terjadi?</span><br /><span style="font-style: italic;">(bagaimana) melewati hal ini?</span><br /><span style="font-style: italic;">(apa) yang sebaiknya aku lakukan?</span><br /><span style="font-style: italic;">(kapan) ini akan berakhir?</span><br /><br />mengapa kita selalu bertanya, dan menggugat ke(hidup)an?<br /><span style="font-style: italic;">instead of living it, we'd usually wondering</span>..<br /><br />lalu, bisakah jika kemudian ke(hidup)an yang bertanya pada kita,<br /><span style="font-style: italic;">apa yang sudah kamu lakukan untuk menghidupiku<br />membuat aku menjadi menarik dan berarti untukmu<br />sudah kau gunakan untuk apa sajakah aku yang kuserahkan kepadamu<br /><br />untuk diri sendiri kah?<br />untuk hal-hal yang baik kah?<br /><br />atau kamu hanya mengupayakan kenyamanan dirimu (sendiri)?</span><br /><br />Bagaimana jika Sang Pemilik Kehidupan yang akan bertanya pada kita nantinya?<br />Mampukah kita menjawab?<br /><br />Seperti sebuah quote menarik dari <span style="font-style: italic;">Traveler's tale : Belok Kanan Barcelona,<br /><br />" Can life question you... "<br /><br /><span style="font-style: italic;"></span></span>Jika itu terjadi, apa jawabanmu?<br /><br />Dan aku belum punya keberanian untuk menjawabnya hingga kini...<span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"></span><br /></span><span style="font-style: italic;"><br /><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span></span></span></span><br /></span>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-17807225496844604432009-04-04T07:32:00.000-07:002009-04-05T04:21:42.192-07:00maliboroku, malioboromu, malioboro kita :)Sebagai pelajar/mahasiswa di Yogyakarta, satu kalimat yang sering saya dengar adalah, (baca dengan nada kekaguman) " Wooow.. sering ke Malioboro dong? "<br /><br />Dan biasanya hasratku adalah bereaksi seperti ini : "Ngga juga.. Emang knapa? Segitu spesial ya?" Dan biasanya, orang-orang akan keheranan..<br /><br />Dan saya.. (biasanya) hanya cengar cengir. Hmm, habis.. entah kenapa, ternyata saya ngga bisa dibilang sering juga ke Malioboro, meskipun ngga bisa dibilang jauh juga dari kost, apalagi dari kampus. Tapi, entahlah. Saya hanya merasa malas, kadang.. Yap, malas dengan kerumunan orang-orang yang semrawut (menurut saya), kendaraan yang lalu lalang sembarangan, pejalan kaki yang hilir mudik semaunya, huaaah.. riweuh deh pokoknya :(<br /><br />Padahal kalau dipikir-pikir, Malioboro memang merupakan daerah yang potensial menjadi daya tarik wisata, mungkin spesialnya lagi daerah wisata belanja kali ya? Seperti daerah pedestrian di Paris, atau di kota-kota besar di sebagian negara Eropa lainnya.. Sayangnya, masalah klasik di Indonesia sih, manajemennya masih belum rapi. Khususnya itu loh, jalan buat pejalan kakinya, jalan buat kendaraan bermotornya, belum bikin nyaman. Buktinya apa? Macet, bau kotoran, debu, dan masih banyak lagi yang bikin kurang betah berlama-lama berjalan-jalan disana.<br /><br />Apa yang salah yaa?<br />Ngga bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah daerah. Tapi, apa mungkin jika pengelolaan diserahkan kepada sebuah institusi khusus, kondisinya akan jadi lebih baik? Tapi, ada yang mau kah?<br /><br />Alangkah menyenangkan, kalau daerah Malioboro dari setelah stasiun Tugu sampai ke Vrederburg itu ditata rapi, ramah bagi pejalan kaki, tapi juga tidak merepotkan pengguna kendaraan bermotor. Ada parkir khusus sebelum wilayah tertentu, yang cuma bisa diakses dengan berjalan kaki misalnya. Atau dibuat jalur khusus. Terus kios-kios yang ada ditata lebih rapi, dan fasilitas lain dilengkapi. Sarana ibadah, toilet/kamar kecil, beberapa hal kecil tapi penting lainnya<br /><br />Belum lagi masalah keamannya. Sering banget saya dengar cerita kehilangan/kecurian/kecopetan di daerah Malioboro. Hikss.. Bikin dag dig dug, was-was, dan ngga tenang jalan-jalannya kan?<br /><br />Coba bandingkan crowdnya malioboro dulu dan sekarang..<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd2sLN__vI/AAAAAAAAAHQ/K4rz7CPWIwU/s1600-h/malioboro+dulu.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 137px; height: 86px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd2sLN__vI/AAAAAAAAAHQ/K4rz7CPWIwU/s320/malioboro+dulu.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320851986059362034" /></a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd5s3UYdgI/AAAAAAAAAHw/hicV7pDl_Ik/s1600-h/malioboro+kini.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 135px; height: 101px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd5s3UYdgI/AAAAAAAAAHw/hicV7pDl_Ik/s320/malioboro+kini.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320855296432174594" /></a><br /><br />Nah, coba malioboro bisa jadi kayak gini..<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd4uptb22I/AAAAAAAAAHo/Vc_1mI0-wO0/s1600-h/shop.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 127px; height: 125px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/Sdd4uptb22I/AAAAAAAAAHo/Vc_1mI0-wO0/s320/shop.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5320854227627268962" /></a><br /><br />hehehehe =Plaras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-34517550059046584722009-03-20T10:34:00.000-07:002009-03-21T19:43:49.161-07:00sesuatu yang kudapat di kelasHmm... bukan.. bukan tentang pelajaran kuliah yang ingin saya posting disini. tapi, lebih ke pelajaran moral (ciyeeh...). sesuatu yang membuatku terinspirasi, tapi juga sedih..<br /><br />semester ini, saya mengikuti sebuah kelas yang sangat menarik, menurutku. mengapa demikian? bukan hanya karena mata kuliahnya mengenai sesuatu yang kusuka, tetapi juga karena dosennya yang cukup famous di kalangan teman-teman. hehehe. famous seperti apa? guess it ^^<br /><br />overall, saya suka kelas itu. menantang, meminta keaktifan dan partisipasi mahasiswanya. saya salut pada sang dosen, yang sangat care terhadap perkembangan mahasiswanya, sesuatu yang langka menurut saya. seorang dosen yang juga pendidik, bukan hanya pengajar. seorang dosen yang mengajarkan sisi afektif dn konatif, bukan hanya kognitif.<br /><br />tapi satu hal saya catat, dosen ini american-minded sekali. apa-apa dikomparasikan dengan apa yang terjadi di amerika. seolah-olah itu yang paling hebat dan maju. bukan apa-apa, saya hanya berpikir, negara itu tak sehebat itu lah, buktinya, sekarang collapse juga, toh?<br /><br />kemarin, pada pertemuan terakhir, sang dosen membuat statement, yang bagi saya menyedihkan. saat beliau bercerita mengenai pengalaman salah seorang kerabatnya saat melamar pekerjaan di sebuah perusahaan ternama yang berlokasi di Jakarta, pertanyaan hanya dua. salah satunya mengenai nilai agama di transkrip.<br /><br />Lalu sang dosen bilang untungnya hal itu tidak dipermasalahkan oleh si bos perusahaan itu. beliau bilang bahwa agama bukanlah sesuatu hal yang perlu dipertanyakan. biarlah itu menjadi hak pribadi masing-masing orang (sampai sini saya masih bisa terima)<br /><br />kemudian, bercerita tentang sekolah dan kurikulum. beliau menyayangkan minimnya pengajaran bahasa inggris bagi level dasar dan menengah pendidikan di indonesia. bahkan dalam hemat beliau, lebih baik ini diajarkan dibandingkan pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan, lebih make sense katanya.<br /><br />sampai disini saya sungguh tidak terima.<br /><br />mau jadi apa anak-anak kalau tidak diajarkan agama dan pancasila sejak kecil?<br />apa bahasa inggris sedemikian fundamentalnya dibanding agama dan moral?<br /><br />hal ini sangat bertolak belakang dengan perkataan dosen lain, yang bilang justru pendidikan agama dan moral adalah basic dari semuanya. masalah keterampilan bahasa, matematika, dan yang lain-lain itu bisa dibentuk. tapi hati? sekali rusak, akan sulit dibenahi.<br /><br />sungguh saya bukan seorang yang fundamental, tetapi saya juga ngga terima pemikiran liberal/sekuler/ apalah itu..<br /><br />segitu 'gila'nya kah kita, mengemis untuk mendapatan label modern?<br />buat apa mengacu pada barat, kalau itu ngga cocok buat kita?<br /><br />saya heran, kenapa beliau bercerita dengan bangga saat seorang anak berani mengkritik bapaknya dengan frontal.<br /><br />saya heran, bisa-bisanya beliau happy saat kerabatnya tidak bisa mengucapkan bahasa indonesia dengan pola indonesia, melainkan bahasa inggris.<br /><br />saya heran, beliau lebih bangga dengan panggilan Mom and Dad dibanding Bapak Ibu, atau Ayah Bunda...<br /><br />saat dibilang, untuk bisa menyekolahkan anak di sekolah dengan kurikulum yang 'hebat' itu, butuh uang banyak, makanya butuh kerja keras, saya membatin, " kalaupun saya kerja keras nanti.. bukan untuk bikin anak saya masuk di tempat seperti itu, sungguh.. "<br /><br />aaaaaaaaarghhhH! saya jadi tambah pingin bikin sekolah sendiriiiiii.. dan disana tetap ada pelajaran agama dan moral for your sake!! huff..<br /><br />tapi selain keanehan diatas, saya suka kelas itu kok. saya suka cara dosennya memacu semangat untuk jadi lebih maju, dan bekerja keras. i do appreciate it, sir.<br /><br />tapi tolong...<br />jangan racuni saya untuk jadi materialis!<br />saya ga mauuu...... =,(laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-53502148980966710722009-03-17T11:05:00.000-07:002009-03-17T11:12:43.535-07:00kata seorang teman padaku di satu malam :)<span style="font-family: trebuchet ms;">waa.. lama sekali tidak berkunjung ke rumah ini.. sudah berdebu nampaknya ia..</span>
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">hmm.. kali ini pun, aku ngga bisa lama.. hiks. maafkan.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">hanya ingin berbagi, omongan seorang teman kepadaku di suatu hari..</span>
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">here he said..</span>
<br />
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X : aq (X) sangat risau, dengan bagaimana nanti org yg mendampingiku kelak akan hidup</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa nyediain tempat tinggal yg layak buat dy</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa beliin baju yg dia pengenin?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa ngasi uang yg cukup utk belanja?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa, ketika dy minta sesuatu, aq penuhi?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa membuatnya tidak menyesal karena menerima pinanganku?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa menjadikan dy sbg orang yg dihormati?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apa aq bisa membuatnya bahagia?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: apakah aq bisa..?</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: aq akan sangat malu, sangat merasa useless, ketika aq ga bisa memenuhi kebutuhannya</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">aq sangat risau</p> <p style="color: rgb(204, 102, 204); font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mr. X: itu..</p>
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">waktu aku diceritain ini.. reaksiku adalah " wow.. dia sangat visioner. hehehe. tman yang menginspirasi. sungguh. semoga ia mendapatkan yang terbaik.. :) "</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">sekarang, aku berpikir tentang hal yang sama, namun sebaliknya. Mengertikah kalian? =P</span>
<br />laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-3336990684554214312009-02-26T09:36:00.000-08:002009-02-26T09:46:22.217-08:00pengen nulis lagi.. tapi akhir akhir ini mandekALASAN!<br /><br />iya nih...<br /><br />pengen banget nulis lagi, tapi belakangan, buat baca-baca aja ngga sempet. banyak banget ini itu, remeh temeh, yang menyita waktu. sebenernya ngga nyita juga sih, akunya aja yang dudul ngga bisa waktu dengan baik dan benar. yehehehe...<br /><br />oya, aku baru menemukan orang unik, dengan pikiran yang unik. sebenernya, mengingatkanku akan seseorang yang lain sih, yang serupa, tapi tak sama.<br /><br />pandangannya yang cukup 'sinis' akan banyak hal, sama kecenderungannya untuk dalam beberapa hal, sering membuatku gemas, rasanya pengen <span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">ngejitak</span></span> atau ngelempar sepatu sekalian! :D<br /><br />haaaaaaaaah!<br />kenapa jadi pikiran?<br />padahal satu hal yang baru kutemukan, bikin aku sedikit syok, tapi ga heran. dasar manja! hahaha...<br /><br />hey, i'm going to WONOSOBO for KKN project. doakan lancar yaaa ^^<br />mencari sponsor nih.. ada yang mau mendanai kami?<br /><br />hohoho...<br /><br /><br />*hening*<br /><br />hwaah.. kehilangan ide...<br />hahaha.. lanjut besok2 lagi yaaaaaaaaaaaaaaaaaa =Plaras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-74789624879695762342009-02-22T08:21:00.000-08:002009-02-22T08:29:47.389-08:00jatuh (lagi), emang hobi?hari ini aku belajar,<br />bahwa jatuh itu memang sakit<br /><br />tapi yang lebih sakit,<br />membawa orang lain ikut jatuh bersama kita<br /><br />dan berpikir...<br />mungkin, dia lebih merasa sakit dari kita...<br /><br /><br /><br />to : laras<br />ps : jangan sering-sering jatuh lagi ya :)laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-67150151950426721972009-01-19T04:32:00.001-08:002009-01-19T04:41:17.870-08:00INKONSISTENSIPosting saya kali ini, lagi-lagi terinspirasi dari posting seorang teman sebelumnya. Mungkin, posisi kami sama. Sama-sama sebagai orang yang mempertanyakan satu hal : Kenapa, untuk menjadi baik itu kita sering kali mencong sana sini.<br /><br />Pernahkan teman-teman merasakannnya... Saat punya niat melakukan suatu kebaikan, sudah punya arahan jalan kemana, namun saat pelaksanaannya, ternyata sama atau bahkan lebih sulit dari berjalan dengan mata tertutup. Nabrak-nabrak.<br /><br />Sakit. Jatuh. Berbuat bodoh. Nyebur selokan atau terperosok ke lubang.<br /><br />Huff.<br /><br />Lalu kenapa ya, kita seringkali bertindak berbeda, jauh berbeda dari yang kita rencanakan awalnya. Bahasa teman saya : INKONSISTEN.<br /><br />Contoh kecil : Di akhir semester, saya selalu punya target untuk lebih rajin dan fokus pada studi. Tapi di akhir semester, saya selalu menyesali, kenapa tergoda ini itu.<br /><br />Huh. Manusia...<br />Kenapa sangat suka bersahabat dengan penyakit inkonsisten ini?<br /><br />Kenapa ya?laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-67040858689165114932009-01-18T12:23:00.000-08:002009-01-22T10:15:17.845-08:00Ciao italia! petualangan empat musim. what a cool book!^^<div style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SXOQ0P857yI/AAAAAAAAAGg/eDcEIiiWxxg/s1600-h/ciao.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 193px; height: 134px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SXOQ0P857yI/AAAAAAAAAGg/eDcEIiiWxxg/s320/ciao.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5292733214400048930" border="0" /></a><br /></div>Wow... catatan perjalanan yang menarik!<br /><br />Selalu menyenangkan mencermati perjalanan petualang seperti yang tertuang dalam buku ini, atau buku-buku sejenis seperti travaler's talenya adhitya mulya, dkk.<br /><br />Menelusuri sudut-sudut Italia dan sedikit tentang Prancis, disertai detil hasil pengamatan kebiasaan sehari-hari orang-orangnya, membuat saya seakan ikut 'hidup' disana...<br /><br />Merasakan naik bus air, melihat gondola, menikmati memberi makan burung, melihat museum dan galeri lukisan, menyesap secangkir espresso di pagi hari sambil menikmati lalu lalang pedestrian... semua benar-benar mengusik kerinduan terdalam : kapan ya saya bisa merasakan ada di tengah-tengah itu? Someday, i will! Hehehe...<br /><br />Sisi humanis tampak dari cerita penulis tentang relationshipnya dengan housemates, penyewa rumah... atau lebih tepatnya disebut pemberi tumpangan menginap, yang dikenal bermodalkan percaya dan kejujuran. Siapa yang bilang perkenalan di dunia maya selalu identik dengan kepalsuan, eh? Hohoho..<br /><br />Lately, saya belajar.. di dunia ini ada begitu banya kebudayaan, begitu banyak kebiasaan, begitu banyak tatacara yang mungkin amat jauh berbeda dengan kebiasaan kita disini.<br /><br />Hoaaa.. saya iri, iri pada kesempatan untuk menghirup suasana plural seperti itu. Kesempatan untuk being nobody, jadi bagian tidak penting dan tidak di notice pada awalnya, dan mulai dari nol untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Inspiring!<br /><br />Tenang, irinya positif kok. Hehe. Terimakasih banyak untuk insight-insight yang diberikan oleh penulis, terutama tentang pentingnya toleransi dan saling memahami.<br /><br />Hoaaa.. buku yang ringan tapi sangat tidak 'sepele'.. Bagian yang paling saya suka, selain ilustrasi kota-kotanya adalah, gambaran tentang kuliner disana. Hehehe. Soo tempting!<br /><br />Folks, you better add this book to your wishlist. It's not only a book for travelers, but also for everyone who wanna know how to enjoy life^^laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-68324316467387384802009-01-17T14:50:00.000-08:002009-01-17T15:00:12.187-08:00LIEit's not only about what people said. but also abou what they didn't say behind. can it be considered as a lie then?<br /><br />politically lie, can it be called like that?<br /><br />somehow, i just really don't like anything related to politic. like 'politically correct', or what so ever. have you ever done this kind of lie?<br /><br />me, i've been doing it MUCH. too much than i need and expected to do. and now, i've been very very sensitive to this kind of lie. why?<br /><br />hmm... good question. maybe because, i've seen it too much. i've felt it too much. even from people that i was believing A HUGE. and guys, trust me, it feel s***.<br /><br />but others, told me that maybe it's the way for people avoiding us from pain. what pain? panful truth?<br /><br />ahaha. perhaps, that' s just because they thought i'm weak. too weak to accept truth. but then, won't it all end into the truth? what's the difference then? in the end, we'll know about the fact, tho?<br /><br />huff huff.. a misery mystery *hush*<br /><br />can anyone tell me why? why we have to have this kind of lie? >,<laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-45050102529659307052009-01-16T09:42:00.000-08:002009-01-17T14:47:47.052-08:00potret muslimah di Australia : kontroversi tak kenal henti<div class="title"> <h1>Muslim Australia Dibalik Jilbab, Kontroversi Tak Kunjung Padam</h1> </div> <!-- reporter start--> <div class="reporter"> <div class="byreporter"> By Republika Newsroom<br /> Kamis, 15 Januari 2009 pukul 17:12:00 <!-- <div class="iklan"> <img src="images/ads468x60.jpg" alt="Iklan 468x60" /> </div> --> </div> <div class="box_share"> <!-- <table border="0" cellspacing="0" cellpadding="0"> <tr> <td> <div align="center"> </div> </td> <td valign="top"><a href="#">SHARE</a></td> </tr> <tr> <td> <div align="center"> </div> </td> <td valign="top"><a href="#">RSS</a></td> </tr> </table> --> </div> </div> <!-- reporter end--> <!-- contents lainnya start--> <!-- lainnya dalem start--> <div class="image_detail"> <img alt="Muslim Australia Dibalik Jilbab, Kontroversi Tak Kunjung Padam" style="width: 325px;" src="http://republika.co.id/images/news/2009/01/20090115171122.jpg" /><span><br /><br />THE INDEPENDENT</span><p>MAHBOBA RAWI: Begitu banyak muslim suka mengenakan jilbab, dan orang tidak menyadari itu. Anda tampil berwarna. Ini fesyen kami, identitas kami, budaya kami, dan agama kami</p><p> </p></div> <div id="detail_news_text" class=""> <p>SYDNEY, AUSTRALIA—Senja hampir hilang ketika seorang perempuan muda dengan bikini membawa papan seluncurnya. Bayang-bayang perempuan itu memanjang dan menimpa seorang wanita lain yang berbaring di pantai.<br /><br />Di pantai yang sama, beberapa wanita muslim muda sedang mengikuti latihan penyelamat pantai, sebagai bagian program negara seharga 600 ribu dollar, yang ditujukan mencerminkan ragam perbedaan di Australia. Banyak penyelamat pantai mengenakan burqini merah dan kuning, pakaian renang tertutup layaknya penyelam. Kostum ini membuat mereka mampu bertugas di garis pantai Australia penuh karang dan arus keras, namun tetap menjalankan perintah agama, menutup aurat.<br /><br />Lalu di Pantai Cronulla, Selatan Sidney itu menjadi riuh pada Desember 2005, ketika ribuan Warga Australia keturunan Anglo-Saxon menuju pantai dalam rangka aksi anti-muslim, menghasilkan blokade pantai. Kerumunan besar orang berjumlah 5.000 orang, bersatu dalam teriakan dan pesan-pesan spanduk. Mereka berkali-kali meneriakkan kalimat seperti "wog-free-zone (zona bebas kulit berwarna), ''unit pembersihan etnis'' dan ''Lebs go home,'' mengacu pada sekitar 250 ribu warga Australia keturunan Libanon.<br /><br />Bahkan sejumlah remaja Australia kulit putih mencoretkan kalimat , "Kami Tumbuh di sini, Kalian Terbang dari sini," dengan spidol besar hitam di dada mereka. Itu menjadi salah satu kampanye nyata menyerang imigran non-kulit putih yang mulai kerap datang ke pantai, khususnya kepada populasi muslim yang mulai berkembang di negri kangguru tersebut.<br /><br />Salah satu hasil kerusuhan tersebut, para wanita muslim menjadi bulan-bulanan politik. Retorika terkait anti-Muslim yang dilontarkan oleh politikus dan media berada di balik topeng perhatian seolah-olah melindungi wanita Muslim. Politisi tiba-tiba menjadi feminis, membicarkan ''wanita kita'' dan ''wanita mereka'' dalam kampanye membebaskan wanita muslim dari apa yang mereka anggap, "agama pembenci wanita''.<br /><br />.Australia memiliki sejarah rasisme yang panjang. Mulai dari sejak pendirian negara pada 1901 hingga pertengahan 1970-an, pemerintah Australia, menerapkan kebijakan "Australia Putih". Setelah menerima banyak imigran dari Italia dan Asia, baru negara itu meningkatkan kebijakan majemuknya. Namun debat publik tak pernah usai, kekhawatiran aliran imigran Asia akan menguasai Australia kerap dilontarkan, khususnya dari kelompok sayap kanan, Partai Satu Bangsa.<br /><br />Terlepas dari perdebatan tersebut, wanita muslim, menjadi target serangan fisik bahkan jilbab mereka kerap direnggut paksa di jalan-jalan. Ketika debat atas jilbab sebagai simbol isu besar xenophobia (ketakutan terhadap orang asing) di masyarakat Australia merebak, banyak muslim Australia merasa kesempatan mereka mengekspresikan diri mereka diingkari.<br /><br />"Jilbab ini adalah identitas saya, dan saya damai dengan ini," ujar Mahboba Rawi, 38 tahun, seorang muslim yang tinggal di, suburb Ryde, Sidney seperti yang dikutip oleh The Indypendent Kamis, 15 Februari.<br /><br />Lahir di Kabul, Rawi meninggalkan Afghanistan pada usia 14 tahun, melarikan diri dari hukum pemerintah Soviet setelah ia memimpin protes menentang invasi Rusia. Tanpa paspor dan sedikit uang, Rawi melintas menyeberangi gunung dari Kabul menuju Peshawar, Pakistan, lalu ke India sebelum akhirnya menikah dan datang ke Australia sendiri pada 1984, dalam usia 16 tahun.<br /><br />Di Sidney, Rawi pun mendirikan Mahboba's Promise, yayasan bantuan yang memberikan makanan, perlindungan, perawatan medis, dan pendidikan kepada janda dan anak-anak di Afghanistan. Meski kerja kemanusiaan ia lakukan di tanah kelahiran, ia selalu pulang ke Australia.<br /><br />"Saya mencintai negeri ini," ujar Rawi merujuk pada Australia,"dari awal saya menapak di atas tanahnya,"<br /><br />Sejak tiba dua dekade lalu, ia pun mengorganisasi program bahasa Inggris dan pelajaran berenang bagi para wainta di suburb barat Sidney. "Berbicara saja tidak cukup," ujarnya tegas. "Itu pekerjaan sulit untuk membuat orang memahamimu, apa yang saya lakukan ialah sedikit bantuan untuk menunjukkan jika kami pun orang normal seperti yang lain," ujar Rawi.<br /><br />Bagi Rawi, awal ia mengenakan jilbab bukanlah hal mudah. Ia mulai memakai itu ketika di Australia saat anak lelaki pertamanya meninggal dalam kecelakaan tragis di landmark Kiama Blowhole, sekitar 75 mil dari Sidney. Ia mengaku jilbab membawanya lebih dekat dengan Tuhan.<br /><br />Ia pun menyatakan niat berjilbab itu tak dipengaruhi suami, ayah, ataupun saudara-saudaranya. "Begitu banyak muslim suka mengenakan jilbab, dan orang tidak menyadari itu. Anda tampil berwarna. Ini fesyen kami, identitas kami, budaya kami, dan agama kami," kata Rawi.<br /><br />Rawi juga mempercayai jika penentengan dan tindak kekerasan terhadap wanita musim Australia lebih terkait opini publik ketimbang tradisi budaya Australia.<br /><br />Ia menyalahkan kritik terhadap jilbab di pembicaraan radio, editorial suratkabar yang menyebabkan menghilangnya wanita muslim dari tempat-tempat publik di Sidney. Ia pun takut meninggalkan rumahnya karena tindak kekerasan terhadap wanita muslim berjilbab. "Ini membatasi wanita muslim, membuat mereka terpenjara dalam rumah mereka sendiri,"ujar Rawi. "Setelah tinggal dua puluh tahun di negara ini, baru sekarang saya merasa ngeri dengan tingkat kebencian yang sebelumnya tak pernah ada," imbuhnya.<br /><br />Konsekuensi berjilbab di Australia, seperti halnya di negara-negara non muslim lain yakni Perancis dan beberapa negara barat, memang tidak sederhana. Pengarang buku "Does My Head Look Big in This?" Randa Abdel Fattah mengatakan ia berhenti mengenakan jilbab karena kesulitan mencari pekerjaan.<br /><br />Mengikuti kerusuhan pantai Cronulla, pada Oktober 2006, pemerintah oposisi pemerintah, Kim Beazly mengusulkan klausul aturan dalam aplikasi visa Australia, yakni pemohon visa harus memiliki nilai-nilai Australia. Usulan ini pun menuai kritik keras, karena mengalihkan fokus dari masalah internal Australia, dan menjadikan orang luar sebagai pihak yang ditakuti dan dikontrol.<br /><br />Taghred Chandab, 29, seorang jurnalis dan pengarang penerima penghargaan atas buku berjudul The Glory Garage--buku tentang imigran muslim Libanon di Australia, menyatakan usulan tersebut mengerikan dan mengganggu, serta meragukan apakah banyak orang kulit putih kelahiran Australia juga lulus tes " nilai-nilai Australia'' tadi.<br /><br />''Terpisah dari kriket, mengenakan tank top, dan celana dalam, yang selalu menjadi stereotip indentitas mereka, seseorang tidak boleh memberi satu label untuk menjadi seorang Australia," ujarnya. "Menjadi seorang warga Australia meliputi banyak nilai, yang saya yakini, bersifat umum dan dapat diaplikasikan di seluruh negara," tegas Chandrab./it<br /><br />komentar saya :</p><p>Ironis. Di zaman semua orang mengagungkan demokrasi, kebebasan memilih, kesetaraan hak dan perlindungan bagi kaum wanita, justru mengakibatkan ada wanita yang merasa terancam haknya. Bukankah sesungguhnya pilihan untuk menutup aurat dan mengenakan jilbab juga memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh perlindungan dengan hak untuk berpenampilan terbuka?</p><p>Namun mengapa, hal ini tak pernah tampak ke permukaan. Yang diagung-agungkan justru pembelaan atas 'tuduhan pornografi' dan pornoaksi atas argumen seni. Sementara pilihan untuk mengenakan jilbab dianggap sebagai satu bentuk eksklusivisme ataupun fundamentalisme. Timpang.</p><p>Jika kebebasan individu untuk melalui jalan masing-masing dihargai adanya, maka berikan kenyamanan para muslimah yang menutup auratnya untuk hidup sebagaimana layaknya, tanpa dicekam kekhawatiran akan jilbabnya, sama seperti para wanita lain yang bebas melenggang dengan menggunakan kaus <span style="font-style: italic;">u can see</span> dan <span style="font-style: italic;">hot pants</span>, karena bagi <span style="font-style: italic;">kami</span>, jilbab bukan hanya sebatas tren, <span style="font-style: italic;">fashion</span>, atau gaya hidup, melainkan perwujudan sebuah prinsip.</p><p><br /></p><p>huff... memang aneh., bicara tentang keadilan, persamaan hak, demokrasi, memang ngga akan pernah habis. subjektif.. >,< </p><p></p></div>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-54875613832668295692009-01-09T04:56:00.000-08:002009-01-09T05:59:22.586-08:00sesuatu yang mengusikOkay, saya tidak akan bercerita mengenai hal-hal bodoh yang terjadi selama pekan ujian ini, karena saya sudah men<span style="font-style: italic;">declare</span> tempatnya bukan disini. Jadi, yang berharap menemukan kedudulan di dalam postingan ini, maaf mengecewakan. coba tengok account saya <a href="http://larcil.multiply.com/">disini. </a><br /><br />Saya ingin bercerita tentang sesuatu yang sebenarnya sudah lama bercokol di otak. Tapi karena beberapa menit yang lalu, saya membaca sesuatu tentang aki johan <a href="http://pepihnugraha.kompasiana.com/2009/01/06/kita-sudah-terlalu-tak-acuh-dengan-sekeliling-kita">disini</a>, katakanlah, rasa <span style="font-style: italic;">gregeta</span>n<span style="font-style: italic;">, </span>gemas, itu semakin besar.<br /><br />Di kampus saya tercinta, sebuah fakultas yang cukup terkemuka di universitas negeri yang juga cukup dikenal di Yogyakarta (entah, ini namanya narsis atau apa, hehehe), persis di jalan menuju parkiran mahasiswa, di tempat yang kini disebut <span style="font-style: italic;">learning park</span>, sering sekali muncul dua-tiga orang ibu-ibu peminta-minta.<br /><br />Sungguh, awal-awal saya berpikir hal itu wajar, dimana-mana ada. Jadi kalaupun berniat memberi, saya hanya memberi ala kadarnya, seketemunya nyari di kantong, saku, atau dompet. <span style="font-style: italic;">period</span>.<br /><br />Tetapi, sesuatu kemudian 'menggangu'. Sejauh batas ingatan, sejak saya pertama kali menjalani masa inisiasi di kampus ini, mereka sudah ada. Hingga kini, setelah dua tahun berjalan, merekaa tetap ada. DUA TAHUN. Mereka masih sama, masih dengan pakaian yang sama, sekitar dua-tiga macam (cuma merhatiin dari motif aja sih), masih dengan topi yang sama, masih dengan gelas yang dipergunakan untuk mengumpulkan uang yang tidak jauh berbeda.<br /><br />Ini yang mengganggu : dua tahun, dan tidak ada perkembangan yang berartikah?<br />dan apa kontribusiku, sebagai 'tetangga' atas nasib mereka. (hampir) TIDAK ADA. Miris.<br /><br />Aha... aku punya rencana, doakan ya.. semoga ini bisa setidaknya memberikan sedikit manfaat. Amin. Hehehe.<br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SWdW-TBGrLI/AAAAAAAAAF4/1w7vgpnpYZE/s1600-h/images.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 186px; height: 124px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SWdW-TBGrLI/AAAAAAAAAF4/1w7vgpnpYZE/s200/images.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5289291915626720434" border="0" /></a><br />Ada lagi... kisah lain yang 'ngubek ngubek' perasaan. Waktu liburan kemarin, di rumah sempat<br />nonton acara 'bedah rumah'. Pas guest hostnya Cici Tegal. Calon 'korban' nya itu nenek-nenek, usia 70an. Beliau bekerja sebagai pemulung sampah plastik di daerah Bantar Gebang, Bekasi. Terus kan dikasih lihat pekerjaan si nenek sehari-hari. Ya ampun, mungutin sampah di tempat yang kebayang baunya kayak apa, terus ngurain sampah plastik yang ditemuin, dirapiin, dilipat dan dilicinkan. Otomatis kan harus berkotor-kotor total.<br /><br />Yang bikin miris, waktu ditimbang. Dengan hasil yang sampai 30 kilo, si nenek cuma dapet sekitar LIMA RIBU RUPIAH. Masya Allah... lima ribu, di jaman sekarang, nasi ayam cuma dapet sebungkus. Itu jatah untuk sekali makan (mungkin emang saya yang boros juga kali ya? hiks...) Saya jadi mikir, saya sekali makan sama dengan hasil kerja nenek dari jam 7-3 sore. Sampai sekarang, suka miris. Gara-gara itu, sempet dua hari jadi ngga nafsu makan. Hehehe. Konyol memang, umur udah tua, tapi cara berekspresinya masih kayak anak kecil.<br /><br />Hikmahnya, saya insya Allah jadi bisa lebih menghargai setiap rupiah yang ada (bukan, bukan berarti jadi pelit bin irit nan medit). Saya jadi pengen cepat-cepat mandiri, bisa punya uang sendiri. Bukan apa-apa, hanya untuk pelajaran bagi diri sendiri. Kalau usaha sendiri, lebih kerasa kan susahnya. Saya hanya ingin tahu rasanya 'memperoleh', bukan hanya meminta dan 'membelanjakan'. Bukan, bukan karena ingin belanja ini itu. Bukan karena itu.<br /><br />Sejujurnya, saya malu. Malu karena jadi anak muda yang masih 'nyampah'. Malu sama nenek (maaf nek, saya masih sulit mengingat namamu hingga kini) yang masih berjuang mengalahkan jam kerja orang-orang kantoran. Malu sama mereka, yang masih bergaulat dengan kehidupan yang keras, dan masih bisa bersyukur. Ya, mereka selalu bersyukur. Jangan kasihani mereka, karena mereka tidak merasa perlu dikasihani.<br /><br />Teladani mereka,<br />semangat,<br />kemauan untuk bekerja keras,<br />kegigihan untuk hidup dan menghidupi,<br /><br />Aku selalu kagum, pada wanita-wanita ini<br />wanita wanita yang tanpa berteriak tentang emansipasi<br />mereka berperan untuk memberikan kehidupan<br />mereka mandiri<br />mereka menentukan jalan sendiri<br />mereka berani<br />mereka punya visi, meskipun mereka mungkin tidak tahu apa definisi visi<br /><br />dan, mereka... memberi inspirasi<br />dalam diam<br />dalam gerak<br />dalam naluri alami kehidupan<br /><br />mungkin...<br />merekalah kartini-kartini masa kini?<br /><br />melihat mereka, betapa kita mestinya bersyukur, lebih banyak lagi...laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-1927849302827272072009-01-05T00:41:00.000-08:002009-01-05T02:15:38.977-08:00sebuah pandangan tentang ujian<div style="text-align: right;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SWHczObpvuI/AAAAAAAAAFA/YAwTtZak9KA/s1600-h/constrMining.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 232px; height: 143px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SWHczObpvuI/AAAAAAAAAFA/YAwTtZak9KA/s200/constrMining.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5287750210115190498" border="0" /></a><br /></div>ujian ?<br /><br />apa yang terbayang di benak kita mendengar kata ini ?<br /><br /><br /><br /><br /><br />kertas<br />alat tulis<br />soal<br />jawaban<br /><br />...................................................<br /><br /><br />ujian bukan hanya tentang bagaimana menjawab soal di dalam ruangan tertutup<br />demi mendapatkan skor atau nilai tertentu<br /><br />ujian adalah sebuah gerbang menuju tahapan lebih tinggi dari apa yang telah dicapai saat ini ujian adalah saat pembuktian akan sesuatu, sudahkah kita memenuhi standar yang diharapkan<br /><br />jika berhasil lolos, maka akan ada 'hadiah' menanti di depannya, entah itu tantangan baru, apresiasi, nilai gemilang, atau hal-hal baik lainnya. Syukurilah, karena tidak semua orang mendapatkannya<br /><br />jika belum, ada kesempatan untuk memperbaikinya, di lain waktu<br />namun memang kadang kesempatan tidak datang dua kali, jadi ikhlaskan saja<br />toh masih banyak jalan yang lain, bukan?<br /><br />pernahkah kamu merasa 'blank' saat ujian, tidak tahu arah, tak punya gambaran harus apa atau kemana<br /><br />pernahkah kamu merasa mendekat kearah putus asa?<br />sesungguhnya, saat itu, jawaban dan solusi sedang mendekat<br />yang perlu kamu lakukan adalah bersabar, dan bertahan<br />sedikit lagi<br /><br />hingga secercah cahaya itu datang...<br /><br />Tersenyumlah...<br />setidaknya senyum menjadi sugesti positif bagi dirimu<br />supaya kesuksesan tak enggan menghampiri<br /><br />jadi, ingatlah dua kunci menghadapi ujian : bersyukur dan bersabar. Apapun hasilnya, semua akan indah pada waktunya...<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />( di tengah kemalasan belajar untuk UAS. Huff... ngga boleh nyerah!! SEMANGAT^^ )laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-889319811468339182008-12-23T22:16:00.000-08:002008-12-23T22:46:04.229-08:00cumi ( lucu tapi miris )<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SVHamBHPf-I/AAAAAAAAACY/bMfU3qpZJZk/s1600-h/hp.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 112px; height: 79px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SVHamBHPf-I/AAAAAAAAACY/bMfU3qpZJZk/s200/hp.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5283244184550997986" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">lagi oprak-oprak dirumah, sok2an mau beberes, sekalian nyari bahan-bahan buat paper-paper yang menggila... then i found a magz, judulnya " info pendidikan ". Yah, udah bisa ditebak nih majalah punyanya siapa ( ya klo ngga nyokap ya bokap, masa' adek gw baca2 beginian )<br /><br />terus, gw buka-buka lah, namanya juga ISENG. Kali aja nemu artikel bagus. Gw baca satu halaman demi satu halaman, dan... WOOOH! Gw nemuin satu judul artikel yang bikin gw syok *yeah, ga segitunya sih, drama queen abis*<br /><br />" Anggaran konsumsi rumah tangga miskin untuk rokok dan SMS lebih besar dibandingkan anggaran pendidikan "<br /><br />Hmm, then it made me think... " really? "<br /><br />terus, gw mulai nginget2...<br /><br />oya, gw pernah denger cerita temennya sodara gw itu ada yang ngga nerusin kuliahnya, a.k.a drop out, alesannya karena udah ga ada biaya. Well, sedih n prihatin, tapi pas dipikir-pikir lagi...<br /><br />1. iya sih, dy ngerokok. Kuat lagi (ngerokoknya). Katanya sih bisa sampe berbungkus2 sehari (well, itu dibagi-bagiin ke tetangga apa ya jd cepet abis.. hehe. ngarang!). Jadi ya, sepuluh ribuan lebih pasti keluar lah ya tiap harinya.<br /><br />2. dy punya handphone (kalo dipikir2, hari gini, handphone udah kaya bukan kebutuhan tersier lagi, bahkan ada yang bilang masuk kebutuhan primer, kalo ngga ada hp ngga bisa hidup *lebai abis* . Iya, manusia emang makhluk sosial. Bener, manusia emang selalu butuh berinteraksi. Tapi... apa itu cukup dijadikan pembenaran? Pembenaran buat pulsa yang selalu masuk daftar prioritas anggaran belanja. Well well, ini efek buruk dari kemajuan teknologi kali ya (selain ada lagi tuh efek2 buruk dari teknologi namanya hp ini. hehehe... at least, yg gw liat gitu ya). Hmm, kalo diitung-itung, boros juga ya itu, belanja buat ngidupin hp sm rokok. Kalo dipake buat sekolah, bisa kali ya itu?<br /><br />Hoho, gw emang ngga punya perhitungan detilnya, jadi ya ngira-ngira aja. Suka sedih, kalo buat beli buku, alesannya pasti ga ada uang, tp kalo buat beli pulsa yang dipake buat smsan ga penting (kadang2... ini jg orangnya yg ngaku kok =p), buat beli rokok ada, bensin buat naek motor sm temen2nya ada... hmm...<br /><br />lucunya lagi (atau mirisnya), yg kaya gini tuh kejadian di rumah tangga yang tergolong menengah ke bawah (bahasa lainnya : miskin). Nah, aneh kan? Kalau yang menengah atau menengah ke atas, proporsinya malah mulai seimbang, atau bahkan berkebalikan. Hmm, pengaruh karna udah tau pentingnya pendidikan kali ya? Eh, iya ga sih? hohoho...<br /><br />yaah... jadi inget omongannya temenku dulu, dy bilang... " kadang aku suka malu jadi orang Indonesia, dari kita banyak yang 'ngga sadar diri'... bla bla bla "<br /><br />Oh well, sarkas... tapi yaah, saat ini, aku ngga bisa mengelak banyak. Fakta membuktikan...<br /><br /><br /><br /><br />tapi semoga akan cepat berubah!<br />berubah, well... kata yang indah (jika maksudnya pada kebaikan tentu)<br /><br />hehe..<br /><br />entah ah, pusiiiiinngggg saiaaa. Huks!<br /><br /><br />semoga semuanya akan menjadi lebih baik nantinya<br /><br /></div>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-9227347839050077952008-12-20T20:34:00.000-08:002008-12-23T22:01:25.161-08:00i love you, mom!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SU3UVozP8DI/AAAAAAAAACA/6jg6IYKkiQM/s1600-h/i+love+mom.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 135px; height: 108px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SU3UVozP8DI/AAAAAAAAACA/6jg6IYKkiQM/s200/i+love+mom.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5282111406170173490" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Satu hari menjelang hari Ibu, 22 Desember 2008.</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Apa yang spesial dari hari ini?</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Dari dulu, gw selalu bertanya, apa sih arti dari peringatan hari-hari, kayak hari Ibu, Val's day, April Mop, dll. Yaah, mungkin gwnya aja yang dudul yaa, yang belom nangkep makna dari memperingati hari-hari seperti itu. Buat gw, kalo mau nunjukkin sayang, careness, apapun itu... Kenapa harus di hari-hari tertentu aja?</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);"><br /><br />Tapi, okelah... gimanapun, hari-hari spesial itu bikin seru kok :)</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Lalu, kenapa yaa hari Ibu ada, hari anak ada, hari bapak ngga ada?</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">(eh, ada ngga sih?)</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">karena... Ibu itu spesiaaaaaaaaaaalllll (bukan, bukan jenis spesial pake telor n keju double. Hussh! Ngaco aja nih...), ini jenis spesial yang lain.</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">hmm, ibu, mama, bunda, ummi, mother, mom, dan lain-lain (bilang aja udah ga tau lagi ras! hahaha)... this word has a great power. Coba yaa, kata ibu sering banget dipake sebagai penunjukkan sesuatu yang kesannya 'super'. Contoh, ibu kota, ibu jari, ibu pertiwi, hmm.. apa lagi?</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">oke, tanpa bermaksud mengesampingkan para ayah, tiap-tiap anak biasanya punya cerita dan bahasa sendiri sama ibunya. And it makes mothers sooo special for their children. Mungkin, saking sayangnya sama ibu kali ya dan untuk nunjukkin apresiasi bagi para ibu, dibikinlah hari ibu itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Tapi, menjelang hari ibu ini, gw malah ngerasa miris. Gw baru baca, ada kisah seorang anak TEGA ngebunuh ibunya demi uang Rp 420 juta! Beuh, however, itu nyawa orang gitu, biar uangnya SEGUDANG pun ngga bakal bisa ngebeli! Belum lagi, cerita anak yang bunuh ibunya karena ngga dikasih izin nikah, anak yang bunuh ibunya karena ngerasa ibunya udah tua dan ngerepotin. OMAIGOD! Dimana letak rasa terimakasihnya! Disadari ato ngga, kita ini berutang sangat banyak sama sosok ibu, melebihi utang negara sama IMF, World Bank, dan sekutunya lah. Soalnya yang kita utangi itu hidup cuy! Huhu...</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Belum lagi kalo misalnya gw temuin, beberapa ibu-ibu lansia yang kerja di di panti sosial gitu. Mereka itu rata-rata jadi volunteer karena kesepian, 'terbuang' dari anak dan keluarganya. Ada yang akhirnya kerja disana sekaligus tinggal, karena disana mereka merasa diperhatikan dan dianggap, sesuatu yang ngga mereka dapet dari orang-orang yang sudah susah payah mereka perjuangkan. Does it really worth it?? Hufhh...</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);"><br /><br />Gw inget, nyokap pernah bilang sama gw, waktu itu, lagi jalan-jalan, terus ngeliat ibu-ibu lansia lagi pada gerak jalan. Kayaknya sih dari salah satu panti, soalnya pada seragaman gitu. Terus nyokap gw bilang, " Promise me one thing, teh (teteh, kakak dalam bahasa Sunda) ... that you never send me, or whoever in our family to that kind of place. No matter what "</span>.<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">GOD!!! Mom, i won't. Insya Allah.</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);"><br /><br />Terus nyokap cerita, beliau pernah diceritain juga, sama seorang ibu-ibu yang 'dibuang' sama anaknya, untuk kerja di panti sosial gitu. Satu musuh mereka, adalah rasa KESEPIAN. Habis manis, sepah dibuang. Begitulah. Herannya, mereka ada aja kok yang ngga ngerasa benci, kesel, sedih. Buat mereka, ngeliat anak-anaknya bahagia, dikunjungin meski sebulan sekali sambil bawa cucu, dikirimin parsel buah standar, udah bikin mereka seneng. Bahkan ada yang cuma dikirimin surat, ditelpon dua minggu sekali, girangnya udah setengah idup. Sampe dipamer-pamerin segala. Buat mereka, bisa ngeliat anak dan keluarganya hidup lancar dan bahagia, mereka juga ikut bahagia. See, how simple and honest mother's love is!</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Gw masih blom bisa ngerti, apa yang bikin mereka sebegitu kuat dan ikhlasnya. Cintakah? Hmm... Then i thought it was a BIG BIG BIG love!!</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);"><br /><br />Balik lagi ke diri kita masing-masing. Mau mempersembahkan apa sih untuk ibu kita? Ngga cuma di satu hari ibu besok, but from now, till so on...</span> <span style="color: rgb(0, 102, 0);">Make them happy, please... bidadari-bidadari dunia ini... they're deserved for it!</span> <br /><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Untuk para ibu di seluruh Indonesia, happy mother's day!</span><br />S<span style="color: rgb(0, 102, 0);">pecial for my mom, Ibu Yuyu Yudiah...</span><br />T<span style="color: rgb(0, 102, 0);">hanks, for giving me SO MUCH LIFE!!!</span><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);">Thanks, for being the best mother, friend, prayer, everything!</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 102, 0);">I LOVE YOU, i really do... :)<br /></span>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-71293523536931268782008-12-19T10:49:00.000-08:002008-12-19T19:08:10.617-08:00I'm addicted to you, internet! Hahahaa..<span style="color: rgb(153, 102, 51);">huhu... well yeah, i heard about this issue, yesterday ( fyi, it's 1 o'clock in the early morning rite now... hohoho. my insom, you're getting closer n stick with me. MUACH! *coughs* )</span> <span style="color: rgb(153, 102, 51);">hoaah, perhaps... it's </span><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 102, 51);font-size:130%;" >70 percent</span><span style="color: rgb(153, 102, 51);"> correct. One of my friend named me, " tukang jaga warnet ", b'coz of my frequency in using internet in a day. Yada yada... i know, i should make it less, yes i will! hohoho...</span> <span style="color: rgb(153, 102, 51);"><br /><br />hmm, what i wanna tell ya' is about... yap, i found nu interesting sites, that may help us editing our photos! YAY! Actually, it helps us in providing templates, many interesting templates, so our photos could be more extraordinary. Sounds great, eh?</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">It's even better, what you have to do just upload your photos, make some adjustments, and VOILA! It's DONE! Sooo easy and quick enough, trust me!^^</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">Here are some links :<br /></span><a style="color: rgb(0, 0, 153);" href="http://photofunia.com/">http://photofunia.com</a><br /><a style="color: rgb(0, 0, 153);" href="http://loonapiz.com/effector">http:// loonapix.com/effector</a><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">Well, some of my friends, when i told them this secret, have changed their mind, from this :</span> <span style="color: rgb(153, 102, 51);"><br /><br />" WOW... it's so cool ras! How's that? Tell me, please... "</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">into...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">" This easy huh, hahahaha. I could do even better... "</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">owww... !!</span> <span style="color: rgb(153, 102, 51);">i wish i didn't tell ya' then... hahaaha...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">here are some pics :</span> <div style="text-align: center; color: rgb(153, 102, 51);"><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">.amin.</span><br /><br /></div><div style="text-align: center; color: rgb(153, 102, 51);"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvvxIBVfxI/AAAAAAAAABo/vKpISyc43hk/s1600-h/aamiin.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 156px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvvxIBVfxI/AAAAAAAAABo/vKpISyc43hk/s200/aamiin.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5281578615267753746" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">we're fabulous! *hoekk*</span><br /><br /></div> <div style="text-align: center; color: rgb(153, 102, 51);"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvxBU-XQQI/AAAAAAAAABw/i1AVlwJzNkM/s1600-h/PhotoFunia_10facc7.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvxBU-XQQI/AAAAAAAAABw/i1AVlwJzNkM/s200/PhotoFunia_10facc7.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5281579993134481666" border="0" /></a><span style="color: rgb(255, 0, 0);">again...</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvyvFLOAfI/AAAAAAAAAB4/CKFPHKHjcTo/s1600-h/PhotoFunia_10e6e2e.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 152px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUvyvFLOAfI/AAAAAAAAAB4/CKFPHKHjcTo/s200/PhotoFunia_10e6e2e.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5281581878679044594" border="0" /></a><br />hoo, well... i even don't need photoshop for this. Sorry. HAHAHAHAHA<br /><br /><br />ciao!<br /></div></div>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-71360850618056753202008-12-19T05:50:00.000-08:002008-12-19T06:28:50.417-08:00kenalan sama si insomnia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUuvcMAT2mI/AAAAAAAAAAw/YpYUfyFA4PI/s1600-h/bayii.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 120px; height: 123px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_kZLyc0NK0L0/SUuvcMAT2mI/AAAAAAAAAAw/YpYUfyFA4PI/s320/bayii.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5281507886815763042" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:georgia;font-size:100%;" >Well, sebenarnya ngga dibilang kenalan juga sih, penyakit satu ini udah muncul sejak semester II gw kuliah disini. Dulu sih awalnya karena ngerjain tugas sampai pagi, jadi mau ngga mau jadi tidur lebih larut, tapi sekarang... hiks. Kayaknya ini mulai jadi penyakit yang memarah (apa sih bahasa benernya dari tambah parah?)<br /><br />Nah, pas gw coba cari di internet, nemulah gw beberapa pendapat para ahli tentang si penyakit satu ini :<br /><br /><b style="font-style: italic;">Insomnia</b><span style="font-style: italic;"> is a symptom</span><sup style="font-style: italic;" id="cite_ref-0" class="reference"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Insomnia#cite_note-0" title=""><span>[</span>1<span>]</span></a></sup><span style="font-style: italic;"> of a </span><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep_disorder" title="Sleep disorder">sleeping disorder</a><span style="font-style: italic;"> characterized by persistent difficulty falling </span><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sleep" title="Sleep">asleep</a><span style="font-style: italic;"> or staying asleep despite the opportunity.</span><br /><br />Oke, gw tau. Ini berarti gw punya kelainan tidur (disamping kelainan kelainan lain yang berjibun-jibun. Astaghfirullah... tambah banyak aja nih)<br /><br /><br /><br />Terus ya, ternyata ada tiga tipe insomnia, yang kategorinya jangka pendek (mingguan sampe sebulanan gitu), menengah (berbulan-bulan), sampe yang terakhir insomnia kronis, yang sampe setaunan lebih. Setelah gw itung-itung, insomnia gw berarti termasuk yang... KRONIS!!<br /><br />Beuuuuhhhh!!!! Sakit gw ternyata udah KRONIS! Huks...<br /><br />Terus, si insom (panggilan sayang gw buat penyakit ini, red) ini juga punya pola-pola, seperti :<br /></span><ol style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:georgia;"><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">Onset insomnia - difficulty falling asleep at the beginning of the night, often associated with </span><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Anxiety_disorder" title="Anxiety disorder">anxiety disorders</a><span style="font-style: italic;">.</span> (Kesulitan tidur di malam hari, biasanya karena banyak pikiran sebelum tidur)</span></li><li><span style="font-size:100%;"><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Middle-of-the-Night_Insomnia" title="Middle-of-the-Night Insomnia" class="mw-redirect">Middle-of-the-Night Insomnia</a><span style="font-style: italic;"> - Insomnia characterized by difficulty returning to sleep after awakening in the middle of the night or waking too early in the morning. Also referred to as nocturnal awakenings. Encompasses middle and terminal insomnia.</span></span> (Sering bangun tengah malam dan sulit tidur lagi, atau bangun terlalu pagi di pagi hari)</li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">Middle insomnia - waking during the middle of the night, difficulty maintaining sleep. Often associated with </span><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Pain_disorder" title="Pain disorder">pain disorders</a><span style="font-style: italic;"> or medical illness.</span> (Bangun di tengah malam, ngga tahan tidur lama)</span></li><li><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">Terminal (or late) insomnia - early morning waking. Characteristic of </span><a style="font-style: italic;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_depression" title="Clinical depression" class="mw-redirect">clinical depression</a><span style="font-style: italic;">. </span>(Bangun terlalu pagi, biasanya karena depresi)<br /></span></li></ol><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:georgia;font-size:100%;" > Pas dicari tahu penyebabnya, ternyata yang paling utama biasanya adalah... STRES!!! Oh God, emang gw stres yaa?? Huks...! Selain stres, penyebab lainnya adalah rasa takut, cemas berlebihan, konsumsi berlebihan pada : obat-obatan, kafein, dll...<br /><br />Terus... dibaca penyebabnya lagi... JRENG!!!!!!!!! </span><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-size:100%;" ><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Mental_disorder" title="Mental disorder">Mental disorders</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" > such as </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Bipolar_disorder" title="Bipolar disorder">bipolar disorder</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >, </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_depression" title="Clinical depression" class="mw-redirect">clinical depression</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >, </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/General_anxiety_disorder" title="General anxiety disorder" class="mw-redirect">general anxiety disorder</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >, </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Post_traumatic_stress_disorder" title="Post traumatic stress disorder" class="mw-redirect">post traumatic stress disorder</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >, </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Schizophrenia" title="Schizophrenia">schizophrenia</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >, or </span><a style="font-style: italic; font-family: georgia;" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Obsessive_compulsive_disorder" title="Obsessive compulsive disorder" class="mw-redirect">obsessive compulsive disorder</a><span style="font-style: italic;font-family:georgia;" >.. </span><span style="font-family:georgia;">Masak sih gw sampe mengalami disorder. Ampun deh, kayaknya ngga segitunya >,< (tapi kalo di buku yang pernah gw baca, orang yg punya kelainan, jarang sadar. So?? Astaghfirullah, jangan ampe deh...)</span><br /><br /><span style="font-family:georgia;">huhuhu... lalu, solusinya apa?</span><br /><br /><span style="font-family:georgia;">di artikel yang gw baca dari </span><a style="font-family: georgia;" href="http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/032/kes2.html">sini</a><span style="font-family:georgia;"> nih... solusi yang paling efektif adalah membangun kebiasaan </span><span style="font-weight: bold;font-family:georgia;" >tidur sehat</span><span style="font-family:georgia;">. </span></span><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:Arial;font-size:100%;" >Caranya, pergi tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pagi pada jam yang sama pula, apa pun dan bagaimanapun kondisinya. Lalu, pergunakanlah tempat tidur sebagai sarana untuk tidur, bukan beraktivitas yang lain! Jadi, begitu bangun, langsung bangun juga dari tempat tidur. (Tambahan, kalo bisa, aktivitas lain juga jangan ada yang dikerjain sambil tidur, minimal duduk lah)... So, it's called behavioural therapy.. Harus melalui pembiasaan!<br /><br />Nah, sekarang udah tau... saatnya mencoba! Pray me yak. Hohoho. Pengen cepet sembuh >,< </span>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-84760063631521806692008-12-18T12:19:00.000-08:002008-12-18T12:49:32.274-08:00ternyata moral aja ngga cukup<span style="color: rgb(153, 102, 51);">hey friends...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">yaa... ini nih yang lagi tuing tuing di otak gw sekarang...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">hmm... tadi kuliah akpem (akuntansi pemerintahan), bersama pak sony (revrisond baswir). dari awal, gw udah tau, ni bapak 'berbeda'. ikut kelasnya jadi tantangan sendiri, apalagi buat gw yang pemalas. malas baca koran, malas nonton berita, malas </span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 102, 51);">update</span><span style="color: rgb(153, 102, 51);"> informasi. malas banyak hal deh.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">akhirnya kalo ikut kelasnya, sering jadi </span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 102, 51);">reminder</span><span style="color: rgb(153, 102, 51);">, bahwa gw(dan teman-teman lainnya) punya tanggungjawab untuk melakukan perubahan, naaah... gimana mau ngerubah yang besar-besar kalo ngubah diri sendiri aja ngga bener? iya kan?</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">dan tadi, lagi-lagi... gw ngerasa digampar... sama omongan bapaknya. hmm, ngga kok... bapaknya ngga marah, ngga nyindir... ngomongnya baik-baik. tapi tetep aja, DALEM! *iklan mode : on*</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">yaa.. jadi kita tuh lagi ngebahas paper akhir, disuruh bikin makalah dengan tema korupsi. lalu, pak sony berpesan, " saya sangat mengharapkan bahwa di bagian rekomendasi yang kalian buat nanti, ngga lagi berbau 'peningkatan moral' dan yang sejenisnya lah. percuma kalian analisis masalah, ambil teori ini itu, kalo solusinya cuma balik lagi ke moral. sama aja... "</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">UHUK!</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">bapaknya juga bilang, " solusi seperti itu, adalah wujud dari kedangkalan wawasan. udah analisis panjang lebar, ngutip sana sini, ambil teori X Y Z biar keliatan keren, pas diminta ngasih langkah nyata berbentuk solusi, yang dikasih malah langkah abstrak. kemana dong ilmu-ilmunya kalo semua masalah dibalikkin lagi solusinya ke pribadi masing-masing... "</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">" emang orang sakit disuruh perbaikin moral bisa sembuh? "</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">" kalo masalahnya bukan lagi individu, tapi sistem, apa bisa individu itu ngubah? mau sesholeh apapun, keluar dari pesantren, gereja, atau vihara manapun, kalo sistemnya bobrok, ya susah juga.. "</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">dan well, friends... it made me </span><span style="color: rgb(153, 102, 51);font-size:130%;" >think</span><span style="color: rgb(153, 102, 51);">.</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">yep, </span><span style="color: rgb(153, 102, 51);font-size:130%;" >think </span><span style="color: rgb(153, 102, 51);">(tumben nih, gw bisa mikir beneran dikit)</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">dan alhasil, gw kena insomnia tambah akut...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">huff...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">well, ini yang bikin pahit. gw harus menerima kalo...</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 102, 51);font-size:130%;" >yes! i dont know much!<br />gw belom tau apa-apa</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">beuuh... di umur segini, gw blom bisa ngasih apa-apa</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">wacana gw baru sebatas wacana</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">ilmu gw masih cetek abis!</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">dan sekarang, gw terserang rasa malu... dahsyat!</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">huks...</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">ngga muluk-muluk deh... rencana gw sekarang :</span><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);font-size:130%;" >NGERJAIN PAPER ITU SENIAT MUNGKIN SUPAYA NGGA SAMPE ADA REKOMENDASI MORAL!!</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">hemm, bismillah deehh... SEMANGAT!!!!!!!!!!! :):)</span><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 102, 51);">p.s : kata-katanya ngga persis gitu yaa, tapi intinya ya gitu =D</span>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1048212239695418412.post-45575640019719652022008-12-18T11:12:00.000-08:002008-12-19T11:59:17.550-08:00tes... tes...<span style="color: rgb(255, 153, 0);font-size:100%;" ><span style="color: rgb(204, 153, 51);">wow... account baru di tempat baru. lebih fresh!! semoga bisa lebih bermanfaat. amin.</span><br /><span style="font-size:130%;"><br /></span><span style="color: rgb(204, 153, 51);"><span style="font-size:130%;">YAIYY!!<br /><br />ayo nulis lagiii...!!!</span><br /><br /><br /><br />anyhoo, sekarang udah demisioner (hemm, belum resmi sih.. masih beberapa hari lagi. habis itu, jangan sampe deh jobless)<br /><br />oke, kuliah emang harus mulai DIBENERIN!!<br />tapi, selain itu, ngapain ya? orang-orang udah mulai pada nanya... " habis ini kemana ras? " hmm, emang harusnya kemana ya??<br /><br />ada ide??<br /><br />kalo ditanya pengen, kepengenanku banyak<br /></span></span><ul style="color: rgb(255, 153, 0);"><li><span style="font-size:100%;">pengen les bahasa<br /></span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen belajar masak sendiri</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen ngajarin les</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen nyoba magang</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen ngajar tpa</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen jalan-jalan kesana kesini</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen belajar nulis n fotografi lagi</span></li><li><span style="font-size:100%;">pengen....<br /></span></li></ul><span style="color: rgb(255, 153, 0);font-size:100%;" >aaaaaaaaaahh! kebanyakan pengen, tapi bingung mulainya darimana. any idea?</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /></span><span style="color: rgb(255, 153, 0);font-size:100%;" >(emang dasar si banyak mau!!! huuuuw...)</span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="color: rgb(255, 153, 0);font-size:100%;" ><span style="color: rgb(204, 153, 51);"><br />gimana dong yaaa?<br /></span></span>laras dinihttp://www.blogger.com/profile/12650945764273018326noreply@blogger.com0